Suara dalam Hati

 


#17

Katanya anak pertama si paling jago kalau soal memendam masalah, soalnya dia ga mau membebani orang dengan segala kesulitan dia. Anak pertama harus tetap terlihat kuat dan baik-baik saja walau nyatanya hatinya menjerit. Bahunya selalu saja diminta untuk lebih kuat bertubi-tubi. Bukan perihal mudah menyandang gelar anak pertama, terlebih jika ditambah cucu pertama.

Kadang banyak banget suara hati yang tak bisa tersampaikan dan hanya terpendam dalam hati sampai membusuk. Terlebih saat sudah memasuki sudah dewasa, sangat melelahkan. Saat tak baik-baik saja aku juga butuh bahu untuk bersandar tapi tidak ada. Hanya ada sajadah yang membentang untuk mengadukan segala keresahan hati. Beruntung aku tak melampiaskan keamburadulan isi pikiran dan hati ini kepada sesuatu yang tidak baik.

Sebagai anak pertama kadang juga suka berpikir aku harus mandiri menyelesaikan masalahku sendirian, padahal aku juga manusia biasa yang butuh tempat saling berbagi rasa. Cuma anak pertama yang bisa relate gimana berat bebannya. Ketakutan akan kesepian dan kesendirian, terkadang tidak dirasa dan semakin lama semakin terbiasa. Entah karna sudah rela atau karna sudah mati rasa.

Pernah gak sih kalian kalau lagi benar-benar sedih tuh suka keinget satu orang? Satu orang yang bener-bener membersamai kita dan punya makna berarti dalam hidup. Rasanya cuma dia yang tau semuanya tentang aku, padahal aku sendiri aja kadang suka gak tau soal diriku sendiri. 

Bahkan dia selalu inget kata-kata aku yang aku sendiri suka gak sadar pernah ngomong itu ke dia. Cuma dia satu-satunya yang menanggapi kerandoman aku, memahami aku yang super cengeng dan selalu menemani BM aku. Bisa menasehatiku sedikit demi sedikit yang menjadikan versi azizah yang lebih baik. Aku merasa kita sefrekuensi sih waktu itu, tapi gak tau kalo sekarang.

Aku gak tau kabarnya dia gimana sekarang, cuma aku cuma mau bilang semoga di mana pun kamu berada kebaikan selalu mengiringi langkahmu, dimudahkan dan dilancarkan segala sesuatu yang sedang kamu perjuangkan. Terima kasih telah menjadi pelajaran hidup yang berarti dalam perjalananku.

Posting Komentar

0 Komentar