Ruang

#18

Ada satu ruang yang sekarang kosong, melompong, tak ada penghuninya. Bak gudang yang sudah terbengkalai menyisakan sarang laba-laba. Entah apakah ada yang sanggup mengisi ruang itu meski sudah lama tak berpenghuni. Tokoh utamanya sudah pergi, kini hanya menyisakan luka dan kenangan berarti. Tak apa kan jika sesekali aku berbisik pada angin? 

Satu ruangan itu akan tetap kosong sampai kapan pun, karena akan selalu memiliki tempatnya tersendiri. Tak perlu susah payah untuk melenyapkan ruangan itu, cukup dengan menyadari jika ruangan itu memang pernah ada dan akan selalu ada. Tak apa kan jika sesekali menengok? 

Ruangan itu letaknya ada di hati, kamu akan selalu punya ruang tersendiri meski kisah kita tak lagi abadi. Iya, kamu laki-laki yang pernah aku cintai setengah mati namun akhirnya berakhir menyakiti. Bukan perihal ingin kembali lagi, tapi memang dia seistimewa itu makanya bisa memenangkan ruang di hati kecilku. 

Untukmu yang sempat menjalani perjalanku, terima kasih pernah hadir walau sebentar. Asing atau akrab, bertemu lagi atau tidak, kamu tetap akan punya ruang. Meski kini ruang itu memang sudah terkunci rapat. Sayang, kamu tak lagi bisa masuk karena aku memilih untuk mengikhlaskan. 

Posting Komentar

0 Komentar