Last Chapter!

 



Seperti kata pepatah, ada pertemuan pasti ada perpisahan, tapi sejujurnya aku belum siap dengan perpisahan ini. Rasanya sangat berkecamuk,aku merasa marah, sedih, bingung, kaget, dan sakit hati dalam satu waktu yang sama.

Dalam benakku bertanya-tanya, kenapa harus aku yang menanggung ujian berat ini yang mau tak mau harus aku lalui sendiri.

Pejuangan aku selama 2 tahun ini sangat amat tak mudah, benar-benar sulit bahkan stress memikirkan bagaimana caranya memenuhi KPI dengan menulis 30 artikel per hariny. Waktu tidur benar-benar kurang bahkan rasanya 24 jam dalam sehari itu kurang, istirahat seadanya cuma pada waktu salat dan makan saja.

Setiap hari harus melawan kantuk karena harus siap nulis dari buka mata jam 3 pagi, tak jarang juga disertai dengan keluhan. Meski ujungnya artikel demi artikel selesai memenuhi KPI.

Kalau ditanya soal kerjaan, semua temanku yang mendengarnya pun pastinya kaget saat mendengar kemirisan pekerjaanku yang berat lantaran harus menulis 30 artikel dalam sehari.

Belum lagi harus mengendarai motor selama satu jam di jalan dan merasakan drama KRL yang berbeda tiap harinya.

Namun anehnya itu semua terasa ringan karena mendapatkan rekan kerja yang benar-benar klop. Aku bersyukur sekali bisa mendapatkan atasan yang super baik, teman-teman kerja yang asik, dan saling support sama sekali gak toxic.

Aku gak merasa sendiri karena perasaanku itu valid dirasakan semuanya, aku punya temen cerita dan punya tempat berkeluh kesah.

Meski memang rasanya hari-hari berat karena harus menulis artikel sebegitu banyaknya, namun beban itu sedikit terasa ringan karena candaan kecil atau sekedar obrolan random dengan rekan kerja di kantor.



Entah sekedar bergosip, berjulid, atau tertawa karena guyonan kocak. Saking dekatnya mungkin kita semua itu udah kaya saudara bukan layaknya rekan kerja lagi.

Namun kini kita memang sedang tidak baik-baik saja, satu per satu dari kita memutuskan untuk pergi karena hal yang sensitif dan menyakitkan.

Tetapi aku selalu yakin setelah badai pasti ada Pelangi, kuncinya hanya ikhlas dan pasrah dengan takdir Allah. 

Semoga kita semua bisa mendapatkan rumah yang lebih baik yaa. Tetap semangat teman-teman kerjaku, kalian hebat dan kalian luar biasa.

Aku senang bisa mengenal kalian, sukses terus di mana pun kalian berada semoga Allah selalu memberkahi langkahmu.

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar