Selamat Jalan Anakku Cotton💔😭

22 Mei 2021 aku diberikan kepercayaan untuk kembali memiliki kucing, ya.. kucing betinaku melahirkan sore hari itu. Sayup-sayup terdengar suara anak kucing di sekitar dapur, aku lihat satu ekor anak kucing sudah lahir dan sedang dijilati sang induk. 

Sang induk yang sangat manja denganku pun tak mau aku pergi terus mengeong berharap aku ada didekatnya. Akhirnya aku menemani proses melahirkannya sampai ketiga anaknya lahir. Namun sayang anak kedua meninggal sejak lahir, dan anak ketiga menyusul sehari setelahnya. 

Kini hanya tersisa anak pertama, anak kucing yang aku dengar tangisan pertamanya. Warna bulunya tak seperti ibu bapaknya yang berwarna kuning, dia berwarna cream percampuran warna putih dan coklat namun lebih dominan putih.  Aku memberinya nama Cotton yang berarti kapas. 

Setiap harinya selalu aku pantau, bahkan jika induknya tak mau menyusui akan aku gendong dan berikan ke anaknya agak mau menyusu. Hari demi hari bulan demi bulan anak kucingku semakin besar ia semakin aktif berlari kesana ke mari. Ia juga belajar makan bahkan ia bisa makan makanan yang dikonsumsi induknya yang mana itu keras sedangkan giginya baru saja tumbuh, ah lucu sekali melihat tingkahnya semua orang menyayanginya namun takdir berkata lain.


Seminggu terakhir kondisi ibu dan bapaknya menurun bergantian mereka sakit yang berimbas ke anaknya. Cotton terpaksa tak menyusui selama 3 hari karena sang induk terkapar lemas karena sakit. Seperti biasanya ia selalu aktif berlari, mengigit, dan menemaniku solat di sajadah tapi entah dia kala itu dia mau dipegang dan tak berontak, padahal biasanya super aktif sampai tidak mau dielus. Aku pun hanya menganggapnya angin lalu. 

Sampai akhirnya dia lemas, akupun binggung,  kuperiksa telinganya ternyata kotor akhirnya kuberikan obat tetes telinga. Hari kemudian Cotton semakin lemas dia tidak mau makan dan hanya berbaring aku bantu memberikan minum dan makan namun dia tak mau membuka mulutnya aku mencoba berkali-kali sampai akhirnya ada beberapa yang dia mau telan. Aku sudah panik tak karuan menangisi Cotton yang terbaring lesu lemas tak berdaya. 

Akhirnya aku memutuskan untuk membawanya ke klinik, walaupun tak tau jelas dimana klinik itu berada aku hanya berkeliling sambil membawanya dengan rasa deg degan bercampur panik. Memutari kompleks itu pun tak kunjung aku temukan, nanya ke orang juga di kasih jalan yang salah aku mulai marah mengapa semua orang membuat ini semakin sulit aku hanya takut sesuatu yg buruk terjadi pada anakku. 

Ternyata setelah dicari itu bukan klinik dan hanya tempat penitipan hewan aku kesal sekali dan marah sambil menangis kasian anakku harus menunggu terlalu lama. Aku tarik gas kencang berharap menemukan klinik lain setelahnya bersyukur aku menemukannya, aku mulai lega. Aku terus memberinya semangat agar Cotton sembuh,  setelah menunggu lama dokter datang dan memeriksa Cotton. Dokter bilang kondisi Cotton sangat lemah dan harus diinfus rawat inap selama 2 hari, Cotton juga diberikan obat anti diare dan anti virus. Dokter pun melihat kemungkinan kecil untuk sembuh. 

Aku tidak kuat mendengarnya, aku sedih dan hancur harus meninggalkannya dirawat dan mendegar kabar kemungkinan kecil untuk sembuh, tapi aku mencoba possitive thinking dan berdoa untuknya di setiap sholat bahkan saat waktu mustajab di kala hujan. Aku selalu mendoakan kesembuhannya. 

Sehari setelah dirawat, Cotton bisa duduk, padahal awalnya dia cuma bisa tiduran, terlihat di video yang dikirim petugas klinik dia sudah bisa duduk.  Aku senang bukan main berharap ini merupakan respon positif bahwa dia akan sembuh. Tak sabar ingin menjemputnya esok hari, malam harinya entah aku merasa gelisah deg degan tidak bisa tidur firasatku buruk tapi aku mencoba tak mengubrisnya. 

Hari itu 7 Agustus 2021, hari saat aku akan menjemput anakku Cotton. Rencananya setelah mama rapat zoom aku akan ke klinik bersama mama menjemputnya. Namun saat melihat notifikasi hp betapa terkejutnya aku saat mengetahui bahwa petugas klinik meminta maaf dan memberitahu Cotton sudah tidak ada. 

Tangisku pecah saat itu, butuh beberapa saat untuk aku bisa menerima kenyataan bahwa Cotton sudah pergi untuk selama-lamanya. Hatiku hancur berkeping-keping entah bagaimana menjelaskannya yang jelas aku sangat amat menyayanginya dan tak menyangka dia pergi secepat ini, kita diizinkan bersama hanya 2 bulan 16 hari. 

Berusaha kuat akupun segera menjemputnya, aku yang berharap menjemputnya saat sembuh kini berubah menjadi menjemput Cotton yang sudah meninggal. Sungguh sedih bukan kepalang sampai air mata ini terus menetes dari rumah-klinik-ke rumah lagi. Aku melihat kondisi terakhirnya aku kembali pecah tidak kuat akan semua yang terjadi hari itu, mau bagaimanapun ini adalah takdir. 

Akupun mengelusnya sebelum akhirnya ia dikuburkan di samping rumah, tak hentinya aku menangis sambil terus menutupnya dengan tanah. Aku juga memberikan tanda pengenal agar aku tau posisinya, ini sungguh berat buat aku tapi aku yakin ini yang terbaik buat Cotton ya nak. 
Selamat jalan Cotton anakku sayang. Maafin ya gaada di samping kamu saat terakhir pasti gamau aku sedih ya. Aku akan selalu kangen ditemenin Cotton sholat dan main sama Cotton tapi sekarang udah gabisa lagi sedih deh. Udah ga sakit lagi ya sayang di sana? Bahagia ya nak. Bismillah ikhlas. 

Posting Komentar

0 Komentar