Renjana

BAGIAN I - DENGARKAN CURHATKU

Aku pernah menjadi orang yang tulus dalam mencintai seseorang dan nyatanya rasa cinta itu terlalu dalam hingga akhirnya kita menjadi saling menyakiti. Memang tidak ada pembenaran mengenai harapan terhadap seseorang, menaruh ekspektasi tinggi hanya akan menjatuhkanmu dari ketinggian ke dalam jurang.

Tak ada yang aku sesali mengenai pertemuan kita, dalam setiap pertemuan pasti ada perpisahan namun kamu memang akan selalu jadi tokoh utamanya. Masa-masa indah semasa kita bersama akan terus jadi kenangan yang menyenangkan, terimakasih ya kamu sudah berusaha membuatku bahagia.

Saat sama kamu tuh aku gak perlu jadi orang lain, aku bebas untuk cerita apapun serandom apapun itu bahkan buat ungkapin hal buruk yang dunia aja gak pernah tau. Kamu selalu bisa jadi pendengar yang baik dan menjadi orang yang aku andalkan di setiap waktu. Kamu selalu tau hal-hal kecil yang bikin aku senang, sekadar nurunin pijakan motor pake tangan sebelum aku naik, pakein jaket kamu saat tau aku kedinginan, selalu mau nganterin aku pulang walaupun rumah aku jauh, selalu ingetin kalo ada rambutku keliatan, beliin aku makanan dan anterin ke rumah padahal udah hampir tengah malam, dan rela nungguin aku pulang ekskul berjam-jam.It's feels like I know that you love me, aku merasa jadi orang paling spesial di dunia ini. Memang tidak ada yang murni antara persahabatan cewe dan cowo, nyatanya benar salah satu pasti menyimpan rasa.

Kisah ini bermula saat kita masih duduk di kelas X, aku siswa kelas X MIPA dan kamu siswa kelas  X IIS tapi setelah beberapa hari memulai pelajaran di sekolah tiba-tiba ada murid baru datang dan masuk ke kelasku. Ternyata kamu pindah dari kelas sebelah, pindah dari kelas IIS ke kelas MIPA yang membuat kita akhirnya sekelas. Waktu itu aku sama kamu sama sekali gak interaksi bahkan kenalan aja enggan. Di kelas aku jadi manusia heboh, sedangkan kamu jadi manusia paling kalem sedunia ngomong aja irit sangat langit dan bumi bukan?

Tak pernah terpikirkan kalo bisa sama dia karena saat itu juga aku masih menjalani hubungan dengan orang lain yang berbeda sekolah. Kita ngobrol biasa sama temen-temen cowo kamu yang lain saat jam kosong di sekolah, ngobrolin pacar aku lah dan ngomongin hal random yang ga penting. Aku dan temen-temen kamu mulai deket karena kita sering ngobrol kebetulan memang satu lingkungan dengan teman cowoku sejak SMP. Karena lumayan sering bercanda dan ngobrol aku jadi tertarik sama salah satu temen cowo kamu karena dia pintar dan kamu tau pasti itu orangnya siapa hehe.

Aku bukan tipikal cewe yang bisa memendam rasa suka dan pasti akan sangat terlihat kalau sudah tertarik sama cowo. Kamu pun tau bahkan aku pun caper sama mamanya dia waktu ambil raport kelas X, tapi kayaknya temen kamu ilfil deh sama aku soalnya dia kaya patung dan sangat terlihat seperti tidak tertarik sama aku.

Kamu orang yang susah dan ditebak sedikit introvert dan sangat pendiam kan susah ya deket sama orang kaya gitu. Entah semesta merestui tiba-tiba aja kamu jadi sering curhat sama aku, ya saat itu aku gak menanggapi serius cuma sekadarnya. Ingat betul saat itu kamu lagi di mabuk asmara sama cewe tapi akhirnya dia buat kamu jadi patah hati, kamu kecewa sejadi-jadinya dan meluapkan semuanya ke aku.

Aku tau betul rasanya kaya apa, aku bisa merasakan kesedihan itu lewat setiap kata yang kamu ketik dan kirimkan kepadaku. Di situ aku coba hibur kamu dan kasih kamu wejangan, kurang lebih kaya gini " Udahlah mati satu tumbuh seribu, masih banyak ikan di lautan"  sejak itu kita jadi sering curhat-curhatan, terutama aku yang sering curhat masalah pacar aku karena waktu itu kita Long Distance Relationship.

Aku curhat semuannya ke kamu dan tak jarang juga aku sering meminta pendapat dan saran dari kamu. Namanya Long Distance Relationship pasti ada saja masalahnya terutama tentang komuikasi, aku dan pacarku jadi sering bertengkar dan menjadi murung hubungan aku dengan pacarku sudah tidak sehat. Lalu dengan segera aku menanyakan pendapatmu dan kamu menyarankan aku untuk putusin. Aku yang juga sudah tidak tahan dengan sikap pacarku akhirnya hari itu juga aku putusin dia. Dengan segera aku melapor dan justru kamu malah kaget aku menyudahi hubunganku dengannya. Semenjak itu kayaknya kita semakin intens untuk saling curhat.

Ketika dua insan yang sedang rapuh lalu saling menguatkan lalu akhirnya tumbuh perasaan itu karena mungkin merasa mengerti satu sama lain, lebih memahami perasaan isi hati. Akhirnya bersatulah kita dalam sebuah hubungan percintaan anak remaja. Sesimple memilih untuk bersama-sama mencoba saling mengobati kekosongan hati. 




Posting Komentar

0 Komentar