Mengejar Sunrise Bromo


(Foto dokumentasi : Azizah Angraini R)
1 Agustus 2019 menjadi hari yang bersejarah buatku, karena di hari itu pertama kalinya aku melihat keindahan sunrise di kota Malang tepatnya berlokasi di Bukit Mantingan, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Perjuanganku mengejar sunrise dimulai ketika masih jam 23:30 WIB, kala itu dengan kagetnya aku terbangun karena suara klakson mobil yang seakan memanggil  ternyata itu memang benar jemputan untuk menuju pemandangan matahari terbitku. Bergegas aku bersiap-siap namun adikku yang laki-laki mengunci pintu kamarnya dan dia sangat amat kebo alias susah bangun, jangan tanya bagaimana sudah pasti panik dan tidak tau harus gedor-gedor pintu kaya apa untuk membangunkannya.

Setelah segala cara telah dicoba dan tak berhasil, akhirnya aku berinisiatif untuk menelponnya karena aku merasa dia masih menggunakan headset saat masih tertidur. Cara yang satu ini pun berhasil membangunkannya dan membuatnya bergegas siap-siap. Setelah berkemas kami segera menuju mobil untuk menjemput penumpang lainnya. Kami naik bus travel dan perjalanan sekitar kurang lebih 40 menit untuk menuju ke tempat penggatian kendaraan mobil jeep. Di tempat pergantian kendaraan kami istirahat sejenak dan melakukan briefing serta doa bersama.

Perjalanan dilanjutkan dengan mobil jeep, satu mobil jeep bisa menampung 5 orang, sedangkan untuk jeep yang cukup besar dapat menampung 8-10 orang. Kebetulan kami mendapatkan jeep dengan ukuran yang cukup luas sehingga lebih lega dan perjalanan ditempuh selama 1,5 jam. Sepanjang perjalanan kami melewati jalanan rusak berbatu membuat jeep seringkali bergoyang ke kanan dan ke kiri ditambah debu pekat yang berhembus setia menemani perjalanan kami. Rasa ingin muntah pun tak terhindarkan, aku pun mencoba menahan rasa ingin muntah dengan tidur namun tetap tak bisa karena hal itu  pertama kalinya juga aku dapat menahan muntah di perjanan ektrem seperti itu.

Jeep pun berhenti kami segera turun, setelah turun kami dibuat kagum karena bintang di langit yang berhamburan memenuhi langit. Dingin yang menusuk membuatku membeli teh manis hangat sebelum menanjak ke atas bukit. Teh yang hangat disana ditinggal beberapa menit sudah kembali dingin loh saking dinginnya. Kami pun bergegas menanjak ke atas dengan jalanan yang cukup curam ditambah banyak anak tangga untuk menuju ke atass, kami pun sempat beberapa kali berhenti sebentar untuk melepas lelah.

Sesampainya di atas kami memilih spot yang tinggi, keadaan udaranya sangat amat dingin kami hampir saja membeku di sana, kami bertahan sejak pukul setengah 4 sampai pukul 5 merintih  kedinginan dan mencoba berjalan ke sana- kemari untuk mengurangi rasa kedinginan namun sepertinya tidak mempan. Rasa mengigil kedinginan kami seketika terhenti ketika sudah melihat keindahan sunrise yang muncul dari balik gunung, kami pun dengan sigap mengabadikan momen tersebut dengan memotret panorama matahari terbit ataupun sekedar berfoto dengan background pemandangan sunrise.

Melihat keindahan alam yang Allah telah ciptakan membuatku lebih mensyukuri dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Allah yang telah menciptakan pemandangan yang indah luar biasa. Melihat pemandangan matahari terbit untuk pertama kalinya rasanya sangat menyenangkan dan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan.

Matahari terbit
Pertanda kita harus bangkit
Bangkit dari rasa sakit
Untuk kembali menemukan seseorang yang tepat.
"Dalam hidup ini, jadilah seperti Matahari, kamu mungkin terbenam, namun besok kamu akan terbit kembali. Bangkit dan bersinar!"

Posting Komentar

1 Komentar

  1. DOAIN AKU BIAR BISA KE SANA HUHU, TERUS ABIS DARI BROMO MUNCAK KE SEMERU. AAMIIN

    BalasHapus